"Selamat Datang Di Blog Saya kriswanto1.blogspot.com"

Sabtu, 28 Juli 2012




HadirinyangdimuliakanAllahSWT…

Alhamdulillah, pada saat ini kita kembali berjamaah dalam qiyamur-ramadhan, berjamaah dalam shalat tarawih pada atahun ini, sebagaimana yang kita lakukan pada tahun-tahun yang telah lalu. Tidak terasa perjalanan dirasakan singkat, namun apabila kita memperhatikan kepada masa kegelapan, jangankan satu tahun, sepuluh tahun pun rasanya sebentar. Dan seperti itulah persepsi hitungan menurut persipsi manusia dan menurut persepsi hitungan di sisi Allah SWT.

Apabila kita menghitung tahun kemarin, usia kita 60 tahun, sekarang tentu bilangin itu disebutnya 61 tahun. Tahun kemarin 65 tahun berarti sekarang 66 tahun. Namun yang perlu kita ingatkan, seperti pejalanan jam, dari pagi hari pukul 06.00 terus maju pukul 07.00 pukul 08.00 sampai sore pukul 18.00 jumlahnya bertambah, tetapi ternyata kita sebentar lagi akan sampai ke arahtujuanyangkitatuju.

Bilangan usia bertambah, tetapi yang harus disadari hakikatnya bahwa jatah usia kita sudah berkurang. Kalau kemari, katakanlah lima tahun lagi, jika bertambah jumlah hitungan, padahal hakikatnya jatah sudah berkurang satu tahun jadi tinggal empat tahun. Yang jadi pertanyaan, persiapan apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapi masa yang telah ditentukan? Apa yang kita persiapkan untuk ajalun musamman (ajal yang ditentukan) oleh Allah SWT?

Yang menyebabkan kematian bukanlah kecelakaan, yang menyebabkan kematian bukanlah penyakit, tetapi memang sudah demikian ketentuannya, Allah SWT sudah menetapkan usia kita masing-masing. Inilah barangkali ada ungkapan, “mati itu hanya satu, tetapi mungkin penyebabnya yang berbeda-beda”. Seorang sahabat yang dia itu dikatakan jenderal perang, bukan satu-dua kali, tetapi puluhan kali, mungkin kalau tidak berlebihan ratusan kali. Mulai dari peperangan terkecil sampai peperangan paling besar beliau senantiasa memimpinnya, kata beliau ada yang satu kali perang langsung syahid, ada yang dua kali perang langsung syahid, tetapi kok kenapa aku sudah berpuluh-puluh kali turut berperang belum pernah dan tidak mengalami yang seperti itu? Beliau menangis, karena ternyata beliau wafat bukan di medan perang, tetapi wafatnya di atas tempat tidur, inilah kenyataan.

Oleh karenanya Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita masing-masing, baik yang berhubungan dengan amal yang perlu diwujudkan atau amal yang perku ditinggalkan, karena hakikatnya, amal tidak akan terlepas dari dua cara, pertama, mewujudkan satu cara; kedua, meninggalkan satu cara. Baik ketika mewujudkan atau meninggalkan satu pekerjaan, jangan terlepas daripada sifat iimaanan wa-htisaaban (karena iman dan mengharapkan ridla Allah SWT). Insya Allah bagaimana pun akhir perjalan hidup kita pada satu saat akan bertemu dengan ke-ridlaan-Nya di sisi Allah SWT. Inilah barangkali yang dinyatakan man shaama ramadhana (barang siapa orang yang melakukan shaum di bulan Ramadhan), bukan karena kebiasaan, tetapi iimaanan wa-htisaaban (karena iman dan mengharapkan keridlaan Allah SWT) ghufira lahu ma taqaddama min danbihi (niscaya Allah SWT akan mengampuni kesalahan-kesalahannya yang telah lalu). Bukan itu saja, bukan hanya shaumnya tetapi yang berhubungan dengan pekerjaan waktu malam pun Rasul menyatakan man qaama ramadhana (barang siapa yang melaksanakan qiyamur-ramadhan), seperti yang kita lakukan setiap malam selama bulan Ramadhan itulah yang dimaksud qiyamur-ramadhan, atau dikenal dengan sebutan tarawih, dilaksanakan karena iimaanan wa-htisaaban (karena iman dan mengharapkan keridhaan Allah SWT), ghufira lahu ma taqaddama min danbihi (niscaya Allah SWT akan mengampuni kesalahan-kesalahannya yang telah lalu).

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT…

Oleh karenanya, mudah-mudahan kita ketika melaksanakan ibadah shaum, bukan hanya meninggalkan yang mubah, meninggalkan yang hukumnya halal, tetapi yang paling utama kita pun mampu meninggalkan yang haram. Kenapa demikian? Adakalanya orang shaum dari pekara-perkara yang halal, tetapi dia berbuka dengan perkara-perkara yang haram. Maka inilah, ada yang membatalkan shaum, ada yang merusak shaum. Jangan dirusak shaum kita, kenapa? Karena kita belum tentu akan mengalami shaum yang akan datang, yakinkan dalam diri, jadikanlah shaum-shaum yang saat ini lebih baik dari shaum-shaum yang telah lalu.

Mudah-mudahan Allah SWT membukakan mata hati kita masing-masing, memberikan tenaga dan kekuatan keimanan, sehingga terwujudlah shaum yang bernilai di sisi-Nya karena iimaanan wa-htisaaban.
Oleh : al-Ustadz KH. I. Shodikin*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar